Hakekat dari program pendidikan kewirausahaan pada dasarnya merupakan proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap. Metode pembelajaran pendidikan Kewirausahaan adalah menanamkan sikap, pembukaan wawasan dan pembekalan pengalaman awal yang dalam proses pembelajarannya bukan sekedar hafalan atau target kognitif, tetapi dipelajari melalui penanaman kebiasaan yang harus dikerjakan atau dilakukan sendiri secara berulang-ulang dan tidak sekedar hanya mengerti dan mengalami.
Lebih jauh, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya bisa ditanamkan oleh para orang tua ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Kewirausahaan ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil pendidikan. Dengan kata lain, untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan sebuah karakter unggul.
Karakter unggul tersebut meliputi pengenalan terhadap diri sendiri (self awareness), kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan (problem solving), dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu (time orientation), empati, mau berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi, dan mampu membuat keputusan. Karakter tersebut tentu melalui sebuah proses yang panjang.
Saatnya pendidikan di Indonesia dapat berperan sebagai problem solver dengan dibarengi mental wirausaha yang terpatri dalam diri anak didik. Dengan bekal pelbagai disiplin keilmuan yang mumpuni yang dapat dijadikan “modal” untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat. Selain itu, dengan jiwa wirausahanya peserta didik akan selalu melakukan pembaharuan dan inovasi secara dinamis di masyarakat.
Oleh karena itu sekolah kami turut berperan aktif dalam hal mencetak peserta didik yang diharapkan memilki jiwa-jiwa wirausaha muda dengan menjalankan program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW)